Posting sebelumnya adl kondisi yang ak coba gambarkan pada saat keluarga ku jatuh. Dimana kehormatan yg dulu ada dan digenggam telah hilang seiring hilangnya harta dan kekuasaan. Gampangannya gini,orang bakal dipandang bila memiliki uang. Mungkin ak dan keluargaku termasuk keluarga yg beruntung,sebab dengan apa yg sudah dilalui selama kurun beberapa tahun lalu akan menjadi pembelajaran untuk ke depannya.
Mulai tahun 2000,Papa mulai bangkit dari keterpurukan,beliau mulai mencoba berbagai macam usaha. Mulai dari ternak lele hingga dagang jamu asli Madura. Semua beliau lakukan mulai dari 0 lagi,jatuh bangunnya usaha sudah terbiasa,jauh dari keluarga merupakan harga mati untuk mendapat sesuap nasi. Ak melihat bahwa Papa itu “tidak mau digaji orang lain,namun ingin menggaji diri sendiri” jadi sudah jelas bahwa hidupnya untuk berwirausaha.
Ak tidak akan menceritakan hal yg di alami Papa ku hingga sekarang,namun yg jelas dalam kurun waktu 10 tahun,kehidupan kami mulai lebih baik lagi,bahkan semua mulai kembali normal seiring dengan bisnis Papaku yang mulai stabil. Well ak bisa sekolah sampai sekarang dengan biaya yg tidak sedikit itu karena bisnis Papa.
KAYA
MISKIN
BERIKUT: adalah hakekat hidup manusia,dimana kaya miskin ibarat roda yg di mana di antara status yg dimiliki (Kaya dan Miskin) terdapat sekat tipis. Tidak ada yg menjamin hartanya akan abadi sampai kapanpun,jika Tuhan berkehendak lain……………hilang semuanya. Aku bisa merasakan apabila seseorang mengakui keberadaanku karena ak memiliki uang, aku bisa merasakan bila “dy matre”,”dy morotin ak doang”,atau lain sebagainnya karena ak pernah merasakan hidup di 2 dimensi,Kaya dan Miskin.
"Harta yang tidak akan hilang adalah Hati yg ikhlas dlm menjalani hidup,dan itu abadi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar